Cara mencari penghasilan tambahan
Dalam hidup ini, kita pasti tidak ingin hidup dengan segala kekurangan dan kesusahan yang semakin hari semakin membuat langkah kita untuk maju menjadi terhambat. maka dari itu kita perlu koneksi atau jaringan yang dapat membuat pikiran kita berkembang untuk mencari rizki yang halal dan baik. salah satunya cara untuk menambah penghasilan harian anda adalah dengan melakukan periklanan melalui affilasi untuk lebih jelasnya silahkan klik aja...pasti sobat ngga' bakalan rugi.
semoga berhasil good luck..
Jumat, 17 Mei 2013
Diposting oleh
Unknown
di
15.45
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Minggu, 12 Mei 2013
LAPORAN PKL IAIN MATARAM 2012 DESA PAKUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Gambaran
Umum Desa Pakuan
1.
Sejarah Desa
Pakuan
Desa Pakuan adalah salah satu dari 21 Desa Pemekaran yang ada di
kecamatan Narmada. Desa Pakuan termasuk
desa baru yang terbentuk pada tahun 2011, hal itu di mulai dari pembentukan
Desa Persiapan terdahulu sebelum Desa Pakuan terbentuk secara resmi dengan
adanya Kepala Desa yang terpilih secara demokratis yang dilakukan oleh
masyarakat desa pakuan.
Desa pakuan sebelumnya termasuk dalam
wilayah Desa Lebah Sempage yang terletak + 2 Km kearah utara Kantor Pemerintahan Desa
Lebah Sempage. Dengan melihat penduduk dan luas wilayah yang memungkinkan serta
adanya lampu hijau atau ijin dari Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk
melakukan atau melaksanakan Pemekaran Desa, maka masyarakat pada saat itu
sepakat untuk mengajukan Proposal Pemekaran Desa. Setelah diajukannya Proposal
Pemekaran Desa, kemudian masyarakat mengadakan musyawarah dengan semua elemen
masyarakat yang terdiri dari Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Pemuda yang
keseluruhannya terdiri dari empat Dusun diantaranya : Dusun Pesantek, Dusun
Tatar Daye, Dusun Jurang Malang dan Dusun Kumbi untuk memilih Pejabat sementara
menjadi Kepala Desa Persiapan. Dari hasil musyawarah tersebut, maka masyarakat
dari empat Dusun tersebut sepakat memilih Bapak Mardan Haris sebagai Kepala
Desa Persiapan terhitung dari bulan Februari hingga sekarang.
Setelah adanya Kepala Desa Persiapan, maka
pada tahun 2012 tepatnya pada tanggal 14 Juli 2012 masyarakat Desa Pakuan
melalui Pemerintah Desa Pakuan melakukan pemilihan Kepala Desa secara
demokratis. Maka secara resmi sesuai dengan hasil penghitungan suara pemilihan
Kepala Desa pada waktu itu, maka terpilih Kepala Desa Pakuan yang baru yaitu
Bapak Mardan Haris yang sebelumnya sudah menjadi pejabat sementara Kepala Desa
Pakuan.
Adapun sekilas pengetahuan kami dari beberapa
informan di Desa Pakuan bahwa sejarah nama Desa Pakuan sendiri terinspirasi
dari nama salah seorang mbah yang mempunyai makam di tengah hutan yang bernama
mbah ”Pakuan”, konon cerita yang beredar di masyarakat bahwa mbah pakuan
sendiri adalah seorang pejuang islam yang memiliki peran yang sangat penting
dalam membendung penyebaran ajaran Agama Hindu di daerah pakuan supaya tidak
masuk ke daerah desa pakuan, mbah pakuan mempunyai peran membentengi Desa
Pakuan dari penyebaran Agama Hindu dari Desa tetangga yaitu Desa Selat sebelah
baratnya Desa Sesaot, sehingga sampai sekarang terbukti bahwa Agama Hindu tidak
tersebar secara meluas di daerah Desa Pakuan, hal itu bisa di lihat dari jumlah
Agama Hindu yang ada di Desa Pakuan yang hanya berjumlah 14 orang yang terdiri
dari 4 laki-laki dan 9 perempuan.
Diposting oleh
Unknown
di
21.16
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Jumat, 05 April 2013
|
Pusat Data dan Informasi - Kesejahteraan Sosial
Copyright �2012
Diposting oleh
Unknown
di
14.41
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Kamis, 24 Januari 2013
Village LOMBOK WoooW...Mau Bangun Istana Tourist
Pengembangan Mandalika Resort
PRAYA—PT MNC Land Tbk dan PT Gobel
International bekerja sama membangun hotel, villa, dan golf course di
Kawasan Pariwisata Mandalika Resort, Lombok Tengah di atas lahan 164
hektare yang dikelola PT Bali Tourism Development Corporation (BTDC)
dengan investasi Rp600 miliar. Keduanya sepakat menggandeng operator
Club Med yang memiliki jaringan pelanggan sekitar 1,2 juta wisatawan
yang tersebar di seluruh dunia.
Edwin Darmasetiawan, Direktur Pengembangan PT BTDC mengatakan kawasan tersebut dikembangkan dengan konsep eco & green. “Kini sedang disusun standar pembangunan fasilitas yang mengacu kepada konsep tersebut,” katanya saat kunjungan dua investor PT MNC Land dan PT Gobel International di Mandalika Resort, Senin (22/1).
Menurut Edwin standar ini harus diterapkan oleh investor, misalnya penggunaan ene rgi surya,perangkat hemat energi, minim polusi, dan ramah ling-kungan. BTDC juga akan mengelola water recycle and sea water desalination.
Untuk infrastruktur, BTDC telah menandatangani MoU dengan PDAM Lombok Tengah dan PLN. Sedangkan pembangunan jalan dalam kawasan, masing-masing dengan lebar jalan dua arah, 90 meter, 45 meter, dan 20 meter akan dimulai pada Maret 2013. Untuk penghijauan, BTDC akan segera menanami lahan 240 hektare dari Pantai Kuta hingga Pantai Gerupuk dengan 480.000 pohon produktif dan peneduh seperti sengon, meranti, trembesi, mahoni, akasia, dan sonokeling.
Penghijauan bekerja sama dengan perusahaan BUMN yang difasilitasi Deputi Bidang Usaha dan Jasa Kementerian BUMN. Penanaman pohon akan memberdayakan masyarakat lokal sehingga sejak awal bisa menikmati benefit langsung dari proyek pembangunan dan pengembangan kawasan tersebut.
Kawasan Ekonomi Khusus
Tentang model kerjasama di kawasan, setiap investor menyewa lahan selama 30 tahun dengan opsi perpanjangan 20 tahun. Saat ini kawasan tersebut diusulkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ke Dewan KEK Nasional yang akan dibahas pada Februari 2013. Dengan status KEK, investor bisa mendapat insentif fiskal misalnya keringanan pajak dan nonfiskal seperti masa sewa yang lebih panjang, yakni 50 tahun dengan opsi perpanjangan dua kali 20 tahun.
Komisaris Utama PT MNC Land Tbk Budi Rustanto menuturkan pada proyek ini MNC Land sebagai memegang modal mayoritas dan Gobel berperan mengembangkan energi dan teknologi yang efisiensi, ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi kehidupan masyarakat sekitar.
“Setelah penandatanganan MoU yang dilaksanakan Selasa (22/1) di Jakarta, dalam 4-6 bulan akan ditindaklanjuti dalam kesepakatan detil soal lokasi pengembangan, pembagian fee, rencana kerja, desain, target penyelesaian proyek, siapa yang akan terlibat dan bagaimana hubungan dengan BTDC dan pemda,” jelasnya.
Budi menargetkan setelah rancang desain diselesaikan 6-12 bulan, pembangunan konstruksi hotel dan villa itu akan dimulai pada kwartal II/2014. Menurutnya, pembangunan harus segera dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya Kabupaten Lombok Tengah.
Selain hotel dan villa, MNC Land juga membangun resort tersendiri dan kawasan golf dengan medan perbukitan. “Pengembangan lahan golf dengan medan berbukit merupakan potensi yang bagus, karena belum ada di Indonesia.”
Presiden Direktur PT Gobel International Rahmat Gobel mengatakan pengembangan resort lebih ditekankan pada penggunaan efisiensi energi dan tersinergi dalam penggunaan produksi sumber daya alam dan manusia lokal. Produk lokal seperti ikan, daging, buah dan sayuran yang dihasilkan masyarakat Lombok akan diangkat go internasional.
“Konsepnya eco-smart-resort ini unik dan berbeda dari resort umumnya, untuk itu kami tertarik untuk mengembangkannya,” tuturnya seraya menambahkan pembangunan smart resort ini ke depan dapat mendorong pengembangan Lombok untuk dikenal sebagai smart province.
Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi menyambut positif pengebangan kawasan dan berharap pemda serta instansi terkait menciptakan suasana kondusif bagi pelaksanaan proyek dan juga untuk mendukung kondisi aman dan nyaman bagi kawasan tersebut.
Sementara itu, Chairman & CEO Club Med Henri Giscard d’Estaing mengatakan dalam bekerja sama selalu berkomitmen untuk menjalin dengan mereka yang serius dan berkualitas. Terlebih dengan reputasi okupansi 80% yang dicapai Club Med di Nusa Dua, Bali dan Pulau Bintan, Riau membuatnya optimistis mengoperasikan resort di Lombok.
Dia juga berjanji memberdayakan masyarakat lokal untuk direkrut menjadi tenaga kerja di Club Med Mandalika Lombok, kelak.
Edwin Darmasetiawan, Direktur Pengembangan PT BTDC mengatakan kawasan tersebut dikembangkan dengan konsep eco & green. “Kini sedang disusun standar pembangunan fasilitas yang mengacu kepada konsep tersebut,” katanya saat kunjungan dua investor PT MNC Land dan PT Gobel International di Mandalika Resort, Senin (22/1).
Menurut Edwin standar ini harus diterapkan oleh investor, misalnya penggunaan ene rgi surya,perangkat hemat energi, minim polusi, dan ramah ling-kungan. BTDC juga akan mengelola water recycle and sea water desalination.
Untuk infrastruktur, BTDC telah menandatangani MoU dengan PDAM Lombok Tengah dan PLN. Sedangkan pembangunan jalan dalam kawasan, masing-masing dengan lebar jalan dua arah, 90 meter, 45 meter, dan 20 meter akan dimulai pada Maret 2013. Untuk penghijauan, BTDC akan segera menanami lahan 240 hektare dari Pantai Kuta hingga Pantai Gerupuk dengan 480.000 pohon produktif dan peneduh seperti sengon, meranti, trembesi, mahoni, akasia, dan sonokeling.
Penghijauan bekerja sama dengan perusahaan BUMN yang difasilitasi Deputi Bidang Usaha dan Jasa Kementerian BUMN. Penanaman pohon akan memberdayakan masyarakat lokal sehingga sejak awal bisa menikmati benefit langsung dari proyek pembangunan dan pengembangan kawasan tersebut.
Kawasan Ekonomi Khusus
Tentang model kerjasama di kawasan, setiap investor menyewa lahan selama 30 tahun dengan opsi perpanjangan 20 tahun. Saat ini kawasan tersebut diusulkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ke Dewan KEK Nasional yang akan dibahas pada Februari 2013. Dengan status KEK, investor bisa mendapat insentif fiskal misalnya keringanan pajak dan nonfiskal seperti masa sewa yang lebih panjang, yakni 50 tahun dengan opsi perpanjangan dua kali 20 tahun.
Komisaris Utama PT MNC Land Tbk Budi Rustanto menuturkan pada proyek ini MNC Land sebagai memegang modal mayoritas dan Gobel berperan mengembangkan energi dan teknologi yang efisiensi, ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi kehidupan masyarakat sekitar.
“Setelah penandatanganan MoU yang dilaksanakan Selasa (22/1) di Jakarta, dalam 4-6 bulan akan ditindaklanjuti dalam kesepakatan detil soal lokasi pengembangan, pembagian fee, rencana kerja, desain, target penyelesaian proyek, siapa yang akan terlibat dan bagaimana hubungan dengan BTDC dan pemda,” jelasnya.
Budi menargetkan setelah rancang desain diselesaikan 6-12 bulan, pembangunan konstruksi hotel dan villa itu akan dimulai pada kwartal II/2014. Menurutnya, pembangunan harus segera dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya Kabupaten Lombok Tengah.
Selain hotel dan villa, MNC Land juga membangun resort tersendiri dan kawasan golf dengan medan perbukitan. “Pengembangan lahan golf dengan medan berbukit merupakan potensi yang bagus, karena belum ada di Indonesia.”
Presiden Direktur PT Gobel International Rahmat Gobel mengatakan pengembangan resort lebih ditekankan pada penggunaan efisiensi energi dan tersinergi dalam penggunaan produksi sumber daya alam dan manusia lokal. Produk lokal seperti ikan, daging, buah dan sayuran yang dihasilkan masyarakat Lombok akan diangkat go internasional.
“Konsepnya eco-smart-resort ini unik dan berbeda dari resort umumnya, untuk itu kami tertarik untuk mengembangkannya,” tuturnya seraya menambahkan pembangunan smart resort ini ke depan dapat mendorong pengembangan Lombok untuk dikenal sebagai smart province.
Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi menyambut positif pengebangan kawasan dan berharap pemda serta instansi terkait menciptakan suasana kondusif bagi pelaksanaan proyek dan juga untuk mendukung kondisi aman dan nyaman bagi kawasan tersebut.
Sementara itu, Chairman & CEO Club Med Henri Giscard d’Estaing mengatakan dalam bekerja sama selalu berkomitmen untuk menjalin dengan mereka yang serius dan berkualitas. Terlebih dengan reputasi okupansi 80% yang dicapai Club Med di Nusa Dua, Bali dan Pulau Bintan, Riau membuatnya optimistis mengoperasikan resort di Lombok.
Dia juga berjanji memberdayakan masyarakat lokal untuk direkrut menjadi tenaga kerja di Club Med Mandalika Lombok, kelak.
Diposting oleh
Unknown
di
15.52
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Program Merehabilitasi Pasar-pasar tradisional, merupakan salah satu upaya yang dilakukan kementerian Perdagangan untuk meningkatkan volume dan transaksi perdagangan pada pasar tradisional. Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Prof. Gita Wirjawan, saat mengunjungi pasar tradisional Brang Biji di Kabupaten Sumbawa, (Selasa, 8/1/2013).
Gita Wirjawan, didampingi Wakil Gubernur NTB Ir. H. Badrul Munir, MM, Bupati Sumbawa Besar Drs. H. Jamaluddin Malik, Kepala Dinas Provinsi, menelusuri pasar tradisional Brang biji, untuk melihat dan berdialog dengan para pedagang. Beberapa hal yang ditanyakan Gita kepada para pedagang secara langsung ialah, harga serta asal barang tersebut. Menjawab pertanyaan wartawan mengenai stabilitas harga barang-barang kebutuhan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gita Menjelaskan, hasil pengawasan Kementrian Perdagangan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi serta Kabupaten “harga barang-barang kebutuhan di Provinsi Nusa Tenggara Barat masih stabil dan bagus”, tegasnya.
“Kita perlu merehabilitasi pasar-pasar tradisional yang kita miliki” jelas Gita. Salah satu upaya pemerintah untuk lebih meningkatkan lagi volume perdagangan disetiap pasar tradisional, akan turut memicu percepatan pertumbuhan ekonomi pada setiap daerah, ujarnya. Pembangunan fasilitas pasar tradisional Brang Biji pendanaannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementrian Perdagangan RI di tahun 2011 dan 2013. Bila ditotal akan menelan anggaran sebesar Rp. 2,04 M lebih, imbuhnya.
Pada tahun 2013 ini Pemkab Sumbawa memperoleh DAK dari Kementerian Perdagangan sebesar Rp. 1,4 Milyar. Peruntukannya Rp. 600 juta untuk mobil pelayanan Tera/UTTP, dan peralatan pendukungnya, serta Rp. 800 juta sisanya dialokasikan untuk membangun pasar baru di Kecamatan Pelampang. Dengan adanya mobil layanan Tera/UTTP diharapkan masyarakat dapat dengan lebih mudah mengaksesnya sehingga akan meningkatkan kepercayaan konsumen berbelanja pada pasar tradisional. (Faisal)
Diposting oleh
Unknown
di
15.15
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Postingan (Atom)